Mencari Sinar-Nya Sunrise View Borobudur

Awesome, satu kata yang terucap saat saya mengintip viewfinder landscape borobudur dari spot punthuk setumbu ini. Inilah menikmati megahnya candi borobudur dengan cara lain. Tak hanya sekedar menaiki candi, mungkin banyak sekali orang-orang yang sudah mendaki tangga candi yang megah ini namun baru sedikit orang yang tau untuk menikmati indahnya candi ini bisa dengan memburu sunrise berlatar borobudur ini.

Saya ingin bercerita bagaimana perjalanan saya yang tanpa rencana bisa sampai ke Punthuk Setumbu ini. Senin, tanggal 11 Maret kemarin saya cukup beruntung mendapatkan hari libur “kecepit”, karena tanggal 12 maret hari raya Nyepi. Setelah seminggu selalu pulang diatas jam 10 malam karena rapat dan ditutup dengan menghabiskan weekend dengan kegiatan menguras otak sampai pagi. Akhirnya setelah saya “tepar” seharian menabung tidur, senin itu saya merasakan ada yang hilang setelah sibuk menjadi “nothing to do” dan akhirnya saya berangkat dari kampung menuju yogyakarta. Sebenarnya saya memiliki beberapa tanggungan di kampung dan tidak mendapat restu dari orang-orang dirumah kalau saya hanya pulang mampir tidur. Tapi karena pikiran sudah penuh, saya merasa perlu menguras pikiran saya agar kembali fresh.

Baca lebih lanjut

Menikmati Indahnya Curug Watu Jonggol

Lanjut sebenernya setelah dari climbing di samigaluh, perjalanan dilanjut ke curug watu jonggol. Dari perempatan dekso mengikuti jalan ke arah timur sampai dengan pasar plono belok ke kiri dan ikuti jalan nanti ada petunjuk dipertigaan di dalam desa.  Lokasinya di Dusun Nglinggo, Desa Pagerharjo, Kec. Samigaluh, Kab. Kulon Progo, DI Yogyakarta.
Perjalanan kali ini diwarnai peristiwa mengenaskan, ban motornya seto.bocor dan terpaksa di tambal dulu. Untungnya bisa ditambal walaupun harus memakan waktu yang cukup lama karena bocor didekat dop.
Perjalanan kami sampai ke lokasi pada pukul 16:00 dan memarkirkan motor di rumah dekat air terjun dengan membayar retribusi 3000 rupiah. Kita masih perlu melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki turun ke bibir sungai. Cukup menguras tenaga namun terbayar setelah terlihat air terjun dari kejauhan.

image

Baca lebih lanjut

Menapaki Tebing di Samigaluh

Seri jalan-jalan lagi dengan anak PALMAE, kali ini saya dan teman-
teman sedang getol banget belajar climbing. Mumpung anak-anak lagi suka climbing ya akhirnya saya juga terpacu untuk latihan setelah lama juga meninggalkan dunia perpanjatan. Kali ini saya dan teman-teman memanjat di kedai panjat samigaluh, tepatnya perempatan dekso ke barat, kulonprogo.

Kedai panjat ini memiliki beberapa jalur yang bisa dipakai dengan kesulitan yang- bervariasi.
Sebelumnya saya pernah mengunjungi tempat ini dan memanjat di jalur yang sama. Ternyata tak jauh berubah disini hanya saja sekarang sepertinya banyak dihuni oleh ular karena banyak sekali sisik ular yang tertinggal di tebing.
Mungkin hal ini karena jarang dipakai untuk memanjat jadi diambil alih oleh ular.
Tebing ini cukup tinggi dan cukup rimbun karena pohon di atas dan di sekitar tebing, sehingga panas matahari tidak kami rasakan saat pemanjatan berlangsung. Terdapat 6 jalur yang sudah dibuka untuk wisata panjat tebing. Jadi perlu merasakan memanjat di kedai panjat ini. Katanya janji surga kalau bisa sampai top. Hahaha

Jalur-jalur pemanjatan:
1. Jalur Satu panjang lintasan 8 meter waktu pembuatan 7 September 2006 tinggi tebing 7 meter.
2. Jalur Miskin panjang lintasan10 meter waktu pembuatan 9 September 2006 tinggi tebing 15 meter
3. Jalur Janji Surga panjang lintasan 15 meter waktu pembuatan 07-09 September 2006 tinggi tebing 20 meter
4. Jalur Straight Set panjang lintasan 15 meter waktu pembuatan 10 September 2006 tinggi tebing 20 meter
5. Jalur Kerikil panjang lintasan 15 meter waktu pembuatan 07-08 September 2006 tinggi tebing 20 meter
6. Jalur Mamut panjang lintasan 15 meter waktu pembuatan 09-10 September 2006 tinggi tebing 20 meter

image

foto: ketika mas adhani mengkhawatirkan mbak wulan yang keras kepala mencoba menaklukkan tebing.
Baca lebih lanjut

Spotting di Bandara Adi Sucipto

Baru sekali saya memotret pesawat sedekat ini. Sebenarnya saya ingin kembali namun belum sempat atau mungkin tak ada teman yang memiliki minat yang sama.

Memotret pesawat, salah satu hal yang paling berkesan karena kesempatan ini jarang saya dapatkan karena biasanya dilarang dekat-dekat di runway.

Sekedar berbagi pengalaman waktu spotting di bandara Adi Sucipto, tepatnya di runway 27, saya bersama teman saya yang baru menggilai fotografi tertarik untuk memotret pesawat setelah diiming-imingi foto dari internet. Setelah mencari info jalan menuju dekat runway, akhirnya diputuskan untuk menuju kesana. Runway ini berada di timur bandara, tepatnya kami berada di jalan menuju kompleks AAU. Sempat ragu apakah bisa menuju spot tersebut, dengan berbekal nekat akhirnya kami menuju kesana. Sekedar hasil dari membaca forum, ada juga yang dimarahi oleh provost gara-gara berada di area terlarang, tapi untungnya kami saat itu tidak menjumpai petugas bahkan hingga malam menjelang, mungkin memang sedang beruntung.

di spot ini kami mendapat view yang cukup jelas untuk memotret pesawat, sayangnya kami tidak memakai lensa tele sehingga foto yang didapatkan terbatas. Ternyata ada juga yang sedang menghabiskan waktu sore untuk melihat pesawat yang landing maupun take off.

Sekedar tips, sebaiknya membawa lensa tele agar mendapatkan objek pesawat lebih baik.

Berikut hasil foto yang kami dapatkan :

IMG_0827

Pesawat Hercules C-130 (kalo ga salah)

Baca lebih lanjut