Ada perjalanan yang cukup melelahkan, menyenangkan, mendebarkan, menyedihkan, mengecewakan. Inilah perjalanan saya menuju pulau sempu. Oke, kali ini saya tidak terlalu membahas bagaimana cara saya dan teman-teman saya kesana. Pasti sudah banyak blog yang membahasnya. Masalah rute? saya pun punya data waypoint di gps, awalnya sebelum saya sampai di segara anakan, saya ingin memposting rute yang nantinya bisa menjadi tuntunan buat traveller yang lain. Tapi setelah sampai di segara anakan, pikiran saya berubah. Maaf ya, bukan saya mendukung aktivitas para mafia yang hanya mengharapkan pendapatan dari guide/perijinan di pulau sempu. Tapi karena alasan terlalu banyak sampah yang dibawa manusia dari peradaban.
Saya dan teman-teman sudah terbiasa trekking, saya pun juga sering blusukan di daerah kumuh di kota-kota besar. (kalau pas main di kota besar aja sih). Saya juga terbiasa melihat sampah-sampah bertebaran. Kali ini adalah pemandangan lain.
Kalau di kota besar, sampah adalah biasa, tapi di alam bebas, sampah adalah benda asing bagi saya. Kalau di gunung, kalau membawa barang asing harus dibawa pulang, termasuk sampah. Nah kalau di pantai? bukan nya hukumnya sama? menjaga lingkungan adalah hal yang wajib bukan? bukannya membuat gunungan sampah.
Oke, ini indahnya pulau sempu di bidikan saya, segara anakan tepatnya yang saya kunjungi, indah bukan viewnya? pantaslah bila segara anakan ini menjadi tujuan wisata adventure.
tapi ada bidikan saya yang nggak kalah keren juga.
Ada kera makan sampah, pemandangan yang asing bagi saya. Di pulau ini, yang merupakan cagar alam. Miris, hal yang pertama kali dalam benak saya ketika sampai di segara anakan. Saya ikut merasa bersalah juga ketika saya mengunjungi tempat ini. Betapa tidak, mungkin hal ini diakibatkan oleh pola perilaku traveller yang tak bertanggung jawab.
Oke masalah bayar membayar tidak jadi masalah ketika saya tak menjumpai pemandangan kotor seperti ini, biaya yang cukup besar yang harus dibayarkan, sepertinya tidak ada pos untuk biaya kebersihan pulau ini.
Kalau mau dikomersilkan kenapa tidak siap dengan konsekuensi?
Saya jadi berpikir, apalah arti biaya yang dibayarkan mungkin hanya masuk kantong para mafia tersebut. Saya melihat di google, sebagian besar pasti membahas wisata di pulau ini. Sekiranya ini adalah hal yang harus diperbaiki cepat atau lambat.
Sebaiknya harus ada waktu-waktu tertentu dimana wisatawan dilarang untuk mengunjungi pulau ini untuk perbaikan alam. Selanjutnya harus ada mekanisme yang baik untuk mengatur lalu lintas wisatawan beserta barang bawaannya dan potensi sampah yang dibawa.
Jika anda ingin mengunjungi pulau sempu, sebaiknya anda urungkan niat jika anda tidak dapat menjaga lingkungan, karena pasti anda akan merasa miris dengan keadaan alam yang kotor akibat sampah. Alangkah baiknya kalau anda datang beramai-ramai dan membersihkan sekitaran area segara anakan, mungkin akan jauh lebih bermanfaat bagi keseimbangan alam. Namanya juga pecinta alam..beda kan dengan penikmat alam?